TRAVEL FILMMAKER

I AM

image
Halo,

Saya Eden Pemalang

Saya adalah sesorang yang bergerak di bidang Videografi dan beberapa hal yang ada disekitar itu. Saya belum lama mulai berkecimpung di dunia ini, tapi saya akan terus menambah pengalaman saya secara pribadi dengan mengerjakan berbagai proyek kedepannya.

Saya memulai dari yang paling simpel sampai yang lebih rumit. Saya terus mencoba untuk mendobrak batas yang saya miliki dan meningkatkan kemampuan saya dari hari ke hari. Dengan dobrakan demikian, saya mampu menciptakan batas baru dalam hal kemampuan saya.


Education
SMK N 1 Ampelgading

Teknik Audio Video

2015 - 2018

SMP N 2 Pemalang

2013 - 2015


Experience
Multimedia Departement

Elpisir Media

Video Editor

Rindu Tebal Short Movie

Co-Leader

JATeam


My Skills
Video Production
Video Editing
Sound Designing
Camera operation

9

Awards Won

27

Happy Customers

86

Projects Done

568

Photos Made

WHAT CAN I DO

Web Design

Saya mendesain beberapa Website. Salah satunya adalah Web yang sedang anda lihat sekarang ini.

Videografi

Saya memproduksi video seperti Wedding Video, Travel Video, atau Event Video.

Graphic Design

Saya mendesain beberapa logo dan flyer untuk beberapa acara baik secara resmi maupun non-resmi.

Video Editor

Saya mengedit video baik personal maupun komersil sesuai kebutuhan Client atau saya secara pribadi.

Photographic

Saya kebanyakan memotret landscape atau objek potrait tertentu.

Unlimited Support

Konsultasi dan Sharing selalu saya lakukan kapan saja asalkan saya masih bisa melakukannya.

SOME OF MY WORK

'YATI' SHORT FILM


Beberapa hari yang lalu aku dimintai untuk menjadi DOP (Director of Photography) dari film produksi Konten Apik yang berjudul Yati. Film ini ditulis oleh Tarto Slamet a.k.a. Tartonet dan disutradari oleh Riki Yusup.

Film ini bercerita tentang keluarga kurang mampu yang merasa kesulitan ketika ingin mendaftarkan diri menjadi penerima BPJS. Konflik kecil ini muncul dan timbul permasalahan sengit dalam keluarga kecil mereka. Pekerjaan Slamet sebagai tukang parkir tidak bisa mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Ditambah sang Ayah yang menderita penyakit dan sulit berbuat apa-apa karena keadaan ekonomi yang lemah.

Film ini telah diputar dalam Screening perdana Film Pendek Rindu Tebal produksi Jully Kantari, Konten Apik, dan Rajawali Production yang disutradari Tartonet.

Dalam Film Yati, aku bertugas untuk mengoperasikan kamera dan semua yang ada didalamnya, kendala yang ditemui dalam hal ini juga beragam. Mulai dari pencahayaan yang kurang, minimnya kualitas perekaman audio, hingga keterbatasan kamera dalam mengambil gambar di pengaturan tertentu.

Tetapi, sang penulis naskah mengaku puas dengan hasilnya. Beliau merasa bahwa Film ini adalah film terbaik dari 3 film lain yang pernah diproduksi olehnya.

Buat yang kepo sama film ini, bisa tonton Official Teasernya dengan klik link dibawah



PIC LOMBA FOTO & VIDEO


Beberapa hari lalu, aku mendapat tugas untuk menjadi PIC (Person in Charge) Lomba Foto & Video di Event Pemalang Enduro Warm Up Asian Enduro Series. Tugas ini diemban baik aku secara pribadi dan juga Sineas Pelajar Pemalang yang siap sedia di lokasi sebelum dan sesudah pelaksanaan Lomba.

Menjadi PIC lomba seperti ini memang adalah hal pertama yang aku rasakan. Awalnya aku dalam event ini juga mengurusi bidang Desain Grafis dan Multimedia, namun karena satu dan lain hal, akhirnya tugas itu dilimpahkan ke orang lain, dan sebagai gantinya aku mengerjakan Lomba Foto & Video ini.

Tim Pelaksana Lomba Foto dari Sineas Pelajar Pemalang
(Foto: Unknown)
Awalnya memang terasa berat sekali beban di pundak, tapi lama kelamaan aku menikmati proses ini. Mulai dari menjawab dan mendata peserta, sampai kordinasi lapangan dengan EO dan juri yang juga siap sedia di lokasi event.

Pengalaman ini juga lebih menarik lagi ketika melihat semangat luar biasa yang dilakukan oleh banyak sekali anak-anak yang mengikuti kegiatan ini. Tawa serta cerita-cerita mereka sangat membuat diriku lebih semangat lagi dalam menjalankan tugas istimewa ini.

Pengalaman lain yang aku rasakan adalah keberadaan sosial media yang sangat berpengaruh besar terhadap ekosistem lingkungan terutama dalam dunia Fotografi dan Videografi. Mereka-mereka yang menggeluti bidang ini tentunya sangat ingin menciptakan karya-karya mereka supaya lebih baik dan lebih bermutu.

'BOY WITH LUV' MV COVER


Akhirnya tuntas juga tugasku untuk yang satu ini. Setelah sudah selama seminggu mangkrak karena harus mendapat tugas luar kota sebagai tukang antar jemput, kini proyek yang satu ini selesai juga. Ini adalah sesuatu yang baru dan menyenangkan karena ada pengalaman baru dalam kegiatan ini.

Beberapa waktu lalu saya mendapatkan sebuah pesan dari seseorang yang ternyata tetangga sekaligus adik kelas saya pada waktu SMP. Pada waktu postingan ini diturunkan Dia sudah lulus sekolah tetapi pada waktu proses produksi dia masih berada di kelas 12 SMA. Singkat cerita dia meminta untuk dibuatkan sebuah cover dari video musik milik BTS, salah satu boy band asal Korea, yang berjudul Boy With Luv. Setelah berdiskusi mengenai hal-hal teknis sampai unsur artistik, akhirnya kami sepakat untuk menyelesaikan proyek ini.

Beberapa bulan kemudian, saya mendapat pesan kelanjutan mengenai proyek ini. Akhirnya diadakan sebuah meeting kecil-kecilan bersama tim yang nantinya akan menyelesaikan proyek bersama ini. Ada sekitar 4 orang yang menemani saya untuk menjelaskan proses produksi ini. Mereka adalah semua talent yang nantinya akan beradu akting dalam video ini.

Salah satu cuplikan yang ada dalam video cover ini. (sumber: video)

Proses Kreatif

Kami menjadwalkan proses produksi selama 3 hari dengan 8 jam waktu produksi untuk sehari, tapi nyatanya hal itu bisa dipersingkat sehingga hanya membutuhkan 2 hari untuk proses produksi video pendek ini. Hal ini sangat memberikan banyak keuntungan untuk kami. Selain durasi sewa alat yang dibutuhkan bisa lebih terpangkas, dimata seorang editor waktu yang lebih longgar ini dapat memudahkan karena bisa memastikan setiap footage sesuai dengan yang diinginkan.

Saya menggunakan kamera yang saya miliki, yaitu Canon Rebel T5/1200 D dengan lensa kit 18-55 mm dan Fixed Prime Lens Canon 50 mm STM. Alasan saya menggnakan dua lensa ini karena saya membutuhkan hasil yang bokeh dan beberapa kondisi Low Light. Disamping itu karena ini sebuah video musik yang dinamis diperlukan bantuan Steadicam, saya membutuhkan lensa dengan Focal Length yang cukup lebar untuk mengurangi goncangan.

Salah satu cuplikan yang ada dalam video cover ini. (sumber: video)

Pada saat produksi saya dibantu oleh salah satu teman saya, yaitu Ikbal Rifki Azis sebagai Camera Assistance yang membantu saya untuk membawa beberapa alat dan untuk mengganti lensa. Seorang CA sangat dibutuhkan dalam keadaan seperti ini. Sebagai Videografer Soloist, kecepatan dan ketangkasan yang tinggi dibutuhkan untuk mengejar momen, selain itu faktor cuaca yang sangat situasional dan sulit di prediksi perlu diatasi. Ada juga faktor mood dari talent juga sangat perlu dijaga agar tetap aman.

Pada saat post produksi saya membutuhkan waktu yang relatif singkat karena selama seminggu ketika saya berada diluar kota, saya sudah memilah tiap file yang sekiranya akan digunakan atau yang harus dihilangkan. Jadi pada saat pengeksekusian dapat lebih singkat. Adanya revisi sangat lumrah dalam hal seperti ini, tetapi kali ini revisi sangat sedikit dibanding dengan hal-hal yang saya kerjakan sebelumnya.

Salah satu cuplikan yang ada dalam video cover ini. (sumber: video)

Kendala & Solusi

Seperti yang saya katakan sebelumnya, ini adalah hal yang baru dalam selama ini saya menjadi DOP dan Editor. Biasanya saya mendapatkan naskah yang jelas dituliskan mengenai shot type, waktu, dan transisi. Bahkan dalam beberapa kegiatan akhir-akhir ini ekspresi dari talent juga dijelaskan. Tetapi dalam hal ini, saya harus berimajinasi dengan lebih giat karena hal-hal itu tidak dimasukkan dalam naskah. Sebagai solusi yang menurut saya cukup ampuh, saya harus mengonsumsi video-video yang mirip. Akhirnya saya banyak menonton video-video dari boyband korea lainnya sehingga saya mendapatkan gambaran yang lebih jelas.

Kendala kedua yang saya dapatkan adalah beberapa keadaan situasional yang bisa mengganggu mood dari talent. Ini adalah hal yang wajar, tetapi juga terkadang menyulitkan. Sebuah video bisa dikatakan baik apabila pesannya tersampaikan, hal ini juga menyangkut raut wajah dan perasaan si aktor. Apabila hal itu tidak terpenuhi, video tersebut memiliki kelemahan yang cukup vital.

Salah satu cuplikan yang ada dalam video cover ini. (sumber: video)

Saya juga tidak bisa memaksakan mereka untuk bekerja terlalu keras mengingat proses produksi dilaksanakan pada saat Bulan Puasa dan mereka belum terlalu sering mengikuti hal seperti ini. Sehingga perlu ada penyesuaian sedikit demi sedikit. Solusi untuk dua hal ini adalah saya harus mengikuti dan menyeimbangkan sesuai dengan keadaan mereka. Ini bukan hal yang mudah, tetapi tidak mustahil untuk dilakukan.

Keputusan dan tindakan yang selama ini bisa dilakukan ketika melakukan proses produksi bersama Sineas Pelajar Pemalang dan YouTuber Pemalang perlu saya sesuaikan dengan keadaan sekarang sehingga mereka semua nyaman dengan proses ini. Dan mungkin hal itu cukup berhasil.

Video tersebut sudah bisa ditonton melalui kanal YouTube. Tolong apresiasi kerja keras mereka dalam proses ini. Apresiasi cukup dengan menonton, hal itu tentu akan membuat kami sangat berterima kasih. Silakan klik tombol dibawah untuk menonton video tersebut.


RINDU TEBAL SHORT FILM


Hari ini tugasku akhirnya telah usai, setelah sudah beberapa waktu lalu mendapat revisi – revisi dari tim produksi lainnya, akhirnya semua itu bisa terselesaikan dengan semestinya. Sehari setelah postingan ini diturunkan akan diadakan nonton bareng internal yang diikuti oleh para produser dalam film ini.

Perlu saya jelaskan terlebih dahulu proyek luar biasa yang sangat sarat dengan ilmu dan pengalaman yang luar biasa ini. Maka dari postingan ini saya ingin menjelaskan secara umum apa saja yang saya kerjakan dalam proyek ini.

Beberapa waktu lalu ketika saya sedang berfokus pada proses produksi Gemblung, salah satu seniman senior yang bergerak dibidang keaktoran dan perfilman di Pemalang juga memproduksi sebuah film pendek yang diangkat dari sebuah lagu gubahan Iwan Fals yang berjudul Rindu Tebal.

Salah satu adegan di film pendek Rindu Tebal. (sumber: video)

Film ini mengisahkan perjuangan seorang anak muda yang baru tamat sekolah dan harus menghadapi kerasnya dunia nyata. Tantangan dari orang tua dan wanita yang dipuja menekan dirinya menjadi pribadi yang harus keluar dari zona nyamannya saat ini dan memulai suatu petualangan yang penuh teka – teki dan cerita.

Film yang disutradarai oleh Tarto Slamet a.k.a. Tartonet dan dibantu oleh Jeki Cun ini berdurasi sekitar 28 – 30 menit. Film ini diproduseri oleh Jully Kantari dan beberapa pihak – pihak lainnya yang memiliki sebuah tujuan yang sama, yaitu mewujudkan impian masing – masing pihak dan akhirnya terjadilah sebuah simbiosis mutualisme antar pihak.

Tugas saya dalam film ini adalah menjadi penyunting gambar dari awal hingga akhir. Walaupun demikian ada beberapa bagian yang sudah dikerjakan oleh Sutradara film ini karena beliau menginginkan sesuatu yang khusus di bagian – bagian tersebut. Dan sisanya saya kerjakan dari awal hingga selesai.

Memang, awalnya terasa sangat sulit untuk memulai sebuah proyek yang cukup besar. Ditambah, baru pertama ini saya mendapatkan sebuah proyek yang berdurasi sepanjang ini. Sebelumnya saya hanya mengerjakan pengeditan video sekitar 10 – 15 menit, tetapi di proyek ini saya mendapatkan tugas untuk menyunting gambar sepanjang hampir lebih dari 30 menit. Hal ini saya rasakan ketika pertama kali melihat daftar file mentah yang saya terima. File yang saya dapatkan kurang lebih 40 GB dan saya harus segera memilah file yang dibutuhkan dan yang tidak terlalu dibutuhkan.


Salah satu adegan di film pendek Rindu Tebal. (sumber: video)
Hal yang pertama saya kerjakan adalah saya membagi setiap file sesuai dengan scene masing – masing. Dalam tiap scene saya juga bagi berdasarkan waktu kejadian, sehingga proses pengerjaan saya dapat lebih produktif dan fokus. 

Setelah selesai membagi, saya mulai mengerjakan tiap scene sesuai dengan urutannya masing – masing. Di kalangan para pembuat film biasanya hal ini disebut dengan offline editing. Di tahapan ini saya memastikan semua file yang dimasukkan sesuai dengan yang dibutuhkan dan membuang file – file yang tidak digunakan. Tetapi saya tidak menghapusnya, saya tetap membuat cadangan file jika sewaktu – waktu sutradara membutuhkan file itu untuk menggambarkan suatu keadaan dengan lebih terfokus.

Setelah usai mengerjakan tiap bagian, saya mengirimkan semua scene ke sutradara dan menerima revisi dari beliau. Setelah mendapatkan revisi yang jelas, saya langsung mengerjakan semua yang diharapkan dan diinginkan. Saya mengulang hal tersebut sampai sutradara puas dengan hasil kerja saya.

Setelah itu saya baru mulai menyusun semua file berdasarkan scene kesebuah file utuh yang akan menjadi film yang lengkap pada akhirnya. Saya melakukan hal yang sama dengan yang saya kerjakan sebelumnya. Setelah selesai mengerjakan hal ini saya meminta revisi dari sutradara agar sesuai dengan harapan. Saya melakukan hal ini juga berapa kali sampai sutradara merasa puas dengan hasilnya.

Setelah semua tahap itu selesai, baru saya menjalankan fine tuning yaitu perbaikan – perbaikan kecil yang membuat film semakin lancar dan hidup. Perbaikan ini seperti perapihan potongan, pengondisian suara, penyetabilan volume, penyamarataan warna video, sampai penambahan subtitle pendukung mengingat film pendek ini memuat bahasa daerah.

Salah satu adegan di film pendek Rindu Tebal. (sumber: video)

Setelah hal itu sudah dikerjakan, akhirnya file siap ditayangkan dihadapan semua tim produksi dan talent film tersebut. Ketika hal itu dilaksanakan ada berbagai tanggapan yang masuk berkaitan dengan hasil akhir film tersebut. Dan saya langsung mendapat instruksi dari sutradara untuk menyelesaikan hal – hal tersebut.

Dan sekarang, semua itu telah usai. Saya mendapat banyak sekali saran, masukan, ilmu, serta pengalaman yang sangat berharga bagi diri saya secara pribadi dan kemampuan editing saya. Saya lebih mengerti cara efektif pengerjaan sebuah proyek yang cukup masif, saya juga diajarkan menghapi keinginan orang banyak dan kesabaran dalam hal mengerjakan setiap revisi yang ada.

Film pendek ini tidak akan ditayangkan di YouTube atau situs berbagi video lainnya tanpa ada persetujuan dari sutradara dan produser. Jadi saya tidak berhak untuk mengeluarkan atau menayangkan film ini tanpa persetujuan dan sepengetahuan sutradara dan produser.

Semoga dengan adanya hal ini, proses yang saya alami dapat lebih baik lagi kedepannya. Saya juga berharap agar apa yang saya kerjakan saat ini bisa bermanfaat dalam waktu dekat dan jangka panjang dalam kegiatan saya di pengeditan video.

ANGKUR SHORT FILM


Hari ini tugas saya telah resmi usai dengan hasil yang cukup memuaskan menurut saya secara pribadi. Teman-teman Jurnalis Amga a.k.a. JATeam telah berhasil memboyong piala di posisi ketiga dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang berada di tahap penyisihan tingkat karesidenan.

Torehan prestasi ini memang bukan milik saya, tetapi karena saya tergabung dalam tim ini, saya merasa sangat bangga. Mengingat, saya masih terngiang-ngiang masa dimana ketika JATeam masih berada di pundak saya dan beberapa teman-teman lain, melihat adik kelas saya berada dipanggung dengan membawa sebuah piala adalah sesuatu yang menyentuh hati kecil saya.

Sambil setengah menahan rasa haru, saya bertepuk tangan ketika nama SMKN 1 Ampelgading diumumkan mendapat peringkat ke-3 dalam festival film pendek itu. Ada banyak pihak dan orang-orang yang bekerja keras dibalik adanya hal ini, dan melalui tulisan ini saya ingin menceritakan apa yang kami kerjakan.

Ini adalah foto yang diambil ketika kami mengadakan produksi di hari ke-2 pada saat persiapan alat. (foto: Tim BTS)

Semuanya bermula ketika saya mendapatkan kabar dari Rismah Maghfiroh bahwa almamater saya mendapatkan sebuah kehormatan untuk berfestival dalam bidang film pendek disebuah ajang yang sangat bergengsi dan dilakukan rutin tiap tahun yang mengadu film-film pendek berkualitas dari seantero tanah air.

Ketika saya mendapatkan kabar demikian, saya langsung teringat dengan proyek yang pernah saya ikuti sebelumnya, yaitu Gemblung. Saya langsung mengingat kembali apa yang harus saya kerjakan mulai dari tahap Pre-Production sampai nanti akhirnya Publishing. Saya berusaha mengikuti setiap langkahnya dengan baik dan benar.

Setelah itu saya dan teman-teman lain mulai mengordinasi untuk membuat sebuah naskah yang terstruktur. Kami mengerjakannya dalam waktu yang relatif singkat. Kurang lebih 2 malam, naskah tersebut siap direvisi. Setelah mengalami beberapa revisi, akhirnya naskah tersebut siap untuk diperankan.

Ini adalah foto dengan sudut pandang yang lain. Kami mempersiapkan semuanya agar terlihat natural. (foto: Tim BTS)

Di kubu lain, Veno Setyoaji Wiratama membantu untuk mempersiapkan sarana prasarana dalam proses produksi ini. Semua alat yang dibutuhkan, ijin yang dikeluarkan, dan kebutuhan sehari-hari kami selama proses produksi dikendalikan dengan baik oleh Veno dari awal hingga detik pada saat postingan ini diturunkan.

Kami langsung mempersiapkan talent, kebutuhan divisi, pengondisian tempat produksi, dan izin yang diperlukan selama proses produksi ini. Kami mengadakan Reading selama satu hari dan Recky juga dalam satu hari. Dalam dua hari itu, kami berusaha untuk menyelesaikan semua yang berkaitan dengan talent agar pekerjaan mereka bisa lebih mudah.

Setelah melalui perhitungan matematis yang rumit, akhirnya ditentukan hari produksi. Pada saat produksi tugas saya adalah membantu setiap divisi agar mereka bisa menyelesaikan Job Desk mereka masing-masing. Saya membantu Director of Photography supaya framing yang dilakukan dapat sesuai dengan Shot List. Saya membantu Light Departement agar dapat memenuhi kebutuhan cahaya dari D.o.P.

Ini adalah foto ketika kami mengadakan waktu santai untuk mengobrol dan menikmati waktu bersama. Keseruan itu penting untuk menjaga mood semua tim. (Foto: Yahya)

Saya juga membantu Line Producer untuk mengatur jadwal. Saya juga membantu untuk membuatkan Call Sheet agar proses produksi bisa berjalan lancar. Dan ada beberapa divisi lain yang mendapatkan perhatian khusus dari saya seperti Lookman, Audio Departement, Runner, dan Talent Coordinator.

Tantangan bagi saya disini adalah, saya harus memahami kemampuan mereka dan ketahanan fisik mereka. Saya tidak bisa menyamakan mereka dengan orang-orang yang sudah terbiasa mengikuti proses produksi. Tetapi dengan bantuan dan tekad teman-teman JATeam kami akhirnya bisa menyelesaikan semuanya itu, walaupun ada banyak sekali pengorbanan yang mereka lakukan demi berlangsungnya film ini.

Di tahap Post-Production saya juga membantu editor agar pekerjaan mereka terstruktur dan tepat sasaran. Karena Deadline yang sangat mepet, kami harus menyesuaikan waktu dan fokus kami agar semua dapat berguna dan tidak terbuang sia-sia.

Saya hanya membantu mereka, tetapi rasa puas yang saya dapatkan ketika mereka mendapatkan prestasi sangat membuat saya tersentak. Saya menjadi lebih semangat lagi untuk berkarya. Sayangnya film ini tidak akan ditayangkan di YouTube atau sebagainya. Film ini menjadi milik mereka para pembuat film pendek ini.

Semangat Berkarya adik-adikku!!
Aku mendukung kalian!!

QUALITY OVER QUANTITY

Beberapa waktu lalu, saya mendapat sebuah ide untuk mengangkat sebuah tema dalam bentuk video dengan tipe semi dokumenter. Pada proses kali ini saya dibantu oleh HERO248 a.k.a Mas Odi dan ketua YouTuber Pemalang, mas Danny Laksana. Saya juga menyantumkan beberapa adegan sinematik yang dibantu oleh Ika Isna Risanti.

Awalnya, saya sempat tersentak oleh pandangan beberapa orang mengenai seni. Mereka menganggap bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan seni bisa dilakukan dengan seadanya, padahal seni bukanlah merupakan sesuatu yang seadanya. Seni harus dilakukan dengan sepenuh hati, atau dengan kata lain dengan semampunya.

Saya secara pribadi tidak bermasalah jika kualitas yang mereka buat tidak terlalu bagus, karena memang itu hal yang relatif, saya merasa tersentak oleh pendapat mereka tentang seni itu sendiri. Hal itu menjadi keresahan pribadi saya dan saya memang sudah bertekad untuk membuat video yang berisi isi hati saya tentang hal itu.

Salah satu cuplikan yang ada dalam video saya yang berjudul "Quality over Quantity". (sumber: video)

Saya mengerjakan video ini dengan relatif singkat. Saya mempersiapkan semuanya dalam kurang lebih 3 hari. Awalnya saya membuat konsep mentah yang kemudian harus saya kembangkan lagi. Kemudian, saya mulai mencoba untuk membuat Shot List untuk video ini, hal ini sangat memudahkan saya dalam proses produksi. Musik juga saya mulai pertimbangkan supaya mood bisa sesuai dengan apa yang saya harapkan.

Saya membagi proses produksi dalam 2 tahapan. Tahapan pertama adalah ketika saya mengambil adegan sinematik. Adegan ini saya pasang di akhir video dengan tujuan menunjukkan bahwa sesuatu yang sederhana, asalkan kita memiliki pola pikir yang sesuai tentang seni itu sendiri, hal itu dapat berkesan dan memiliki nilai seni.

Ini adalah momen dimana Mas Danny Laksana menyuarakan pendapatnya soal kualitas konten. (sumber: video)

Proses yang kedua adalah ketika saya mendapatkan kesempatan untuk mewawancari salah satu pelantun lagu Hip Hop yang sudah kondang di Pemalang, HERO284. Beliau saya tanyai tentang hal-hal yang menjadi unek-unek saya, dan benar saja memang bagi beliau seni seharusnya bukan soal kuantitas, tetapi kualitas.

Saya juga sempat bertanya kepada Mas Danny Laksana yang merupakan Ketua YouTuber Pemalang sekaligus Vokalis sebuah band lokal. Dan memang pandangannya senada dengan HERO284 dan saya. Salah satu kutipan dari apa yang beliau katakan adalah, "Seni itu Semampunya, bukan Seadanya."

Kali ini mas Odi a.k.a HERO284 ketika beliau memberikan pendapatnya kepada semua penonton video. (sumber: video)

Ini adalah pengalaman yang sangat luar biasa untuk saya secara pribadi. Saya mendapatkan kesempatan luar biasa yang bisa membuat saya memiliki sudut pandang yang lebih luas tentang hal ini.

Bagi teman-teman yang ingin menonton video saya, silakan klik tombol dibawah.

LANTAS SHORT VIDEO


Akhirnya videoku telah usai dan diterima dengan baik. Kini video tersebut bisa dinikmati oleh seluruh pengguna instagram dengan mengunjungi Instagram @satlantas_pml. Melalui postingan ini saya ingin berbagi cerita mengenai bagaimana aku menyelesaikan tugas ini.

Awalnya aku mendapat kenalan yang merupakan tim videografi Satlantas Pemalang. Beliau adalah Adhe Chandra Sujatmiko. Beliau adalah seorang fotografer yang cukup dikenali dan karyanya diminati orang banyak. Jika ingin melihat hasil foto beliau bisa kunjungi di Instagram @adhe_cand.

Salah satu adegan yang ada di video tersebut. (sumber: video)

Ketika saya bertemu beliau awalnya beliau tidak mengenal saya sebagai D.o.P atau Videoeditor. Kami hanya tergabung dalam sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah event yang akan berlangsung di Pemalang. Sampai pembicaraan kami menuju ke dunia YouTube dan akhirnya Om Adhe (begitu saya biasa memanggil) mengerti bahwa saya adalah seorang YouTuber yang sekaligus Videoeditor.

Akhirnya Om Adhe memberikan saya sebuah pekerjaan kecil - kecilan untuk menyelesaikan sebuah proyek dari Satlantas Pemalang ini. Video ini adalah Iklan Layanan Masyarakat (ILM) yang menghimbau pentingnya sadar hukum dan memperhatikan keselamatan berkendara.

Salah satu adegan yang ada di video tersebut. (sumber: video)

Di awal pengerjaan proyek ini ada salah satu kendala yang menjadi penghalang yang cukup berat untuk saya. Karena bukan saya yang mengambil gambar, maka ada banyak footage yang tidak bisa saya bayangkan sudut pandangnya. Selain itu, ada beberapa pemilihan angle yang kurang cocok menurut saya untuk menggambarkan suatu keadaan tertentu.

Tetapi karena saya berusaha untuk lebih profesional dalam hal ini, dan dukungan serta arahan yang jelas dari Om Adhe, saya bisa menyelesaikan proyek ini dengan cukup singkat. Untuk video dengan durasi kurang lebih 3 menit, saya membutuhkan waktu sekitar 5 jam. Waktu ini relatif singkat jika dibandingkan dengan proses pengerjaan proyek lain yang saya miliki.

Start Work With Me

Contact Us
EDEN PEMALANG
+62 857 4264 4583

Pemalang, Indonesia

Diberdayakan oleh Blogger.